Breaking News

Hormati Gurumu, Sayangi Teman



Guru saya di SD, SMP dan SMA selalu meninggalkan kesan luar biasa. Setiap kali kami, mantan mantan murid bereuni, guru guru kami adalah orang pertama kami ingat untuk kami undang atau untuk kami siapkan hadiahnya. Selalu ada rindu. 

Pada 5 Februari 2019 yang lalu, kami kehilangan seorang guru luar biasa, pater Nicolas Dumais SJ. Beliau adalah guru saya semasa SMA di Kolese Loyola di Semarang. Beliau meninggalkan kami semua pada usia 80. Dr Ninok Leksono MA, Redaktur Senior Kompas menuliskan memoir dan membaginya di WA 'Pater Dumais: Bahasa, Musik, Cinta Alam, dan Ke-Indonesiaan'. Ia menulis tentang betapa pater Dumais telah memberikan kasih dan dikasihi selama hidupnya.

Tentu kami ingat dengan apa yang mas Ninok tuliskan. Karena kami merasakan hal yang sama, meski berbeda angkatan. Pater Dumais menanamkan cinta pada ilmu linguistik, khususnya bahasa Inggris melalui lagu. Bahasa Inggris ini modal bagi kami semua hingga kini. Kami semua dibuat hapal 'the Happy Wanderer', 'the Melody Fair', "Crying in the Chappel', dan lain lain. Perbendaharaan kata kata bahasa Inggris kami menjadi baik oleh karenanya. 

Pater Dumais mengajarkan kami kepemimpinan dan cinta lingkungan melalui lintas alam dan naik gunung. Memang karena sesuatu hal, saya tidak pernah turut naik gunung bersama beliau. 

Namun, lintas alam menjadi hal yang saya tak pernah lupakan. Juga, Pater Dumais mengajarkan Astronomi (bukan Astrologi) melalui membaca bersama Eskiklopedi Sains. Semua itu diajarkan dengan bergembira. Dengan menyanyi, membaca, dan melakukan kegiatan yang dekat dengan alam. Kami belajar. Kami bersahabat, meski lain agama. 

Semasa sakitnya, tak putus bekas muridnya menengok dan mendoakannya. Pada hari ulangtahunnya di bulan Desember yang lalu, terkirim berbagai ucapan. Juga ada perayaan kecil namun meriah untuk Pater Dumais. Tentu, murid muridnyalah yang menyelenggarakan. Mas Ninok menulis 'Setelah sakitnya, pater Dumais tidur tenang di Kapel Kanisius, di Menteng, Jakarta, sebelum diberangkatkan ke Girisonta". Doa kami, selaku muridnya, semoga Pater Dumais damai bersamaNya. Aamiin. 

Tapi rasa kagum saya pada guru guru saya di masa yang lalu terusik oleh berita berita yang berseliweran di media masa dan media sosial. Belakangan ini, kita mendengar berbagai kasus yang menyedihkan terkait relasi guru dan murid. Saya mencoba menilik berita dari sebagian media saja, yaitu detik.com, tribun.com dan merdeka.com.

Di Gresik, pak Nur Kalim, seorang guru SMP PGRI Wringinanom Gresik ditantang oleh muridnya karena menegur para siswa yang merokok. Seorang murid bahkan memegang kerah kemeja batik guru tersebut. 

Lalu, puluhan guru SMA Negeri IV Penfui Kota Kupang mendatangi Kantor Polsek Kelapa Lima untuk melaporkan kasus pemukulan yang dilakukan oleh seorang orangtua murid kepada guru bahasa Inggris di sekolah ini. Pasalnya, sang guru menegur muridnya dan sang murid mengadu kepada orang tuanya. 

Di sisi lain, diberitakan bahwa ombudsman menyoroti dugaan terjadinya maladministrasi dalam kasus guru hukum push up siswa di SDIT di Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ombudsman mendesak agar polisi menyelidiki unsur pidana dilakukan guru tersebut.

Juga diberitakan, seorang guru memukul empat orang muridnya di Purwokerto. Juga berita tentang guru yang menggauli muridnya. Belum lagi kekerasan dan 'bullying' antar anak di sekolah. Rasanya sulit menuliskan dengan jelas kasus demi kasus karena uraian itu terlalu brutal. Berita berita semacam ini sudah beberapa kali terdengar dan akhir akhir ini meningkat. 

Di Negara Mana Guru Paling Dihormati?

Hasil suatu survai global diterbitkan oleh the Varkey Foundation Education Charity pada akhir tahun 2018. Lembaga ini mengelola penghargaan guru secara global the Global Teacher Prize mempunyai tujuan untuk mengangkat profil guru. Survai ini melibatkan 35 negara di dunia, termasuk Indonesia, dan mewawancarai 35.000 responden.

Survai pada prinsipnya melihat bagaimana rasa hormat kita kepada guru, status soal guru, penggajiannya, serta hubungannya dengan kinerja murid. Studi juga melihat perilaku publik dan menanyakan gaya hidup guru. Adalah menarik menemukan Indonesia berada pada ranking ke 5 pada 10 negara dengan status penghormatan kepada guru yang tertinggi. Itu posisi yan tinggi. Di bawah ini adalah rangkuman hasil perangkingan 10 terbaik dari 35 negara peserta survai, diurutkan dari yang paling menghargai guru. 
1. Cina
2. Malaysia
3. Taiwan
4. Rusia
5. Indonesia
6. Korea Selatan
7. Turki
8. India
9. New Zealand
10. Singapura.
Jadi, bila seorang guru hendak mendapatkan hormat di ruang kelas, maka silakan pilih Cina, Malysia atau Taiwan, Rusia. Dan Indonesia? Di kelima negara itu, guru menduduki posisi terhormat. Sementara itu, Brazil, Israel dan Italia menduduki posisi bontot. Inggris berada pada posisi tengah. . 

Di Amerika Serikat, Perancis dan Jerman, pengajar dianggap sebagai profesi terhormat. Namun, negara negara di Eropa dan Amerika Latin pada umumnya pesimis dengan rasa hormat murid kepada guru guru. Juga, tampak bahwa budaya hormat ini masih kuat di Asia, termasuk di Korea Selatan dan Singapura. 

Yang menarik, survei itu juga menunjukkan bahwa murid di negara negara yang berada pada ranking tinggi tersebut di atas adalah punya kinerja murid terbaik terkait tes internasionalnya. Hal ini membuat peneliti menyimpulkan bahwa pengakuan yang baik dan tinggi atas guru mempengaruhi hasil kinerja murid. 

Di Cina, India dan Ghana, banyak keluarga menginginkan anak anaknya menjadi guru. Tetapi, di Rusia, Israel dan Jepang, anak anak tidak disarankan untuk memilih profesi guru. Bahkan, di Inggris, hanya 23% orang tua yang menganjurkan anak anaknya untuk menjadi guru. Kita perlu mencatat bahwa ranking Inggris pada survai ini adalah ranking 9 dari 10 yang terendah. 

Di kebanyakan negara yang diteliti, publik menaruh sebelah mata pada jam kerja guru. Hal ini bahkan terjadi di negara seperti Selandia Baru yang mencatat jam kerja terlama, dan di Panama atau Mesir yang mencatat jam kerja terendah.

Di semua negara yang diteliti, responden mengatakan keterkaitan gaji guru dengan kinerja murid menurun dibandingkan penelitian yang sama yang dilakukan 5 tahun yang lalu. Di Finlandia, terjadi 80% penurunan.

SELANJUTNYA                                                                                                          SEBELUMNYA

1 comment:

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete